Rabu, 24 Februari 2010

Pengajian "AL-FATIHAH"



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
(1) "BISMILLAHIRROMAANIRROHIIM"
Artinya : "Dengan menyebut nama Alloh yang maha pemurah lagi maha penyayang".

Secara ma'nawi ayat ini cukup jelas , dalam ayat di depan, kita akan menemukan bahwa penyebutan nama Alloh hendaklah di lakukan saat kita memulai melakukan semua pekerjaan baik.
Bahkan secara spesifik al-qur'an menganjurkan penyebutan nama Alloh dalam beberapa hal;
1- memulai membaca kitab suci dan tulisan-tulisan lain yang bermanfaat.
2- saat menikmati hidangan.
3- nenyembelih binatang ternak, malahan dalam hal ini penyebutan nama Alloh menjadi alasan halalnya binatang sembelihan
4- melakukan perjalanan
5- Berdzikir dan bertasbih baik pagi dan siang hari dengan menyebut namaNYA
Selain yang di atas al-qur'an juga menganjurkan penyebutan nama Alloh pada hari-hari yang telah di tentukan, yaitu pada hari tasyrik.
Yang menarik lagi bahwa penyebutan nama Alloh (bismillah) juga di anjurkan pada permulaan penulisan korespondensi, sebagai mana yang di lakukan nabi sulaiman AS saat menyurati ratu Balqis.
Alqur'an memotifasi kita untuk membaca basmallah atau menyebut asmanya ketika mulai melakukan kebaikan ataupekerjaan baik,apapun bentuknya, jarena dalam basmallah setidaknya terkandung dua tujuan utama:
1- di dalamnya ada ungkapan permohonan atau do'a Ketika kita membaca basmallah
artinya dengan membaca basmallah kita memohon kepada Allah SWT untuk keberkahan,kebaikan,kelancaran,kesuksesan dan akibat yang baik dari pekerjaan yang kita kerjakan.
Dengan menyebut namaNYA atau salah satu dari nama-namanya yang baik (asmaul-husna) kita sudah menyampaikan permohonan dengan cara-cara yang di sukaiNYA,dan ini berarti keberkahan dan kebaikan akan senantiasa menaungi pekerjaan kita!
Referensi:
QS: 96:1, 11:41, 27:30, 76:25, 86:1, 22:28,34, 6:121, dll

الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(2) "alhamdu lillaahi robbil 'aalamiin"
Artinya : "Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam".

Ayat ke dua ini juga merupakan do'a yang kerap di ajarkan oleh Al-qur'an,bahkan ayat yg biasa di sebut Hamdallah ini merupakan do'a para penduduk surga kelak di kemudian hari, dan juga merupakan tasbihnya para malaikat Allah SWT.
Dari keseluruhan ayat Al-qur'an yang mengajarkan do'a Hamdallah itu lebih dari 30 ayat!
Biasanya do'a ini di ucapkan antara lain:
1- Sebagai penutup dari sebuah pekerjaan/perbuatan baik yang telah usai di lakukan.
2- Sebagai ekspresi rasa syukur dari anugerah yg di terima.
3- Sebagai sanjungan terhadap ke maha kuasaan Allah SWT.
4- Sebagai ucapan syukur ketika selamat dari musibah yg menimpa.
5- Sebagai tasbih di pagi dan sore hari.
Do'a Hamdallah selayaknya sering kita ucapkan, karena dengan mengucapkannya kita setidaknya menunjukkan:
1- Kerendah hati dan kerendah dirian kita di hadapan ke maha kuasaan Allah SWT,Siapalah kita di hadapanNYA.
Kesuksesan yang kita raih, kemuliaan yg menghampiri semuanya itu adalah anugerahNYA. TanpaNYA sungguh apapun tak akan pernah terwujud.
2- Do'a ini juga akan memupus keburukan hati.
Di saat semua kebaikan menyapa, dan kita kembalikan sanjungannya kepada Allah SWT, hati kita akan menjadi bening, bersih dari sombong,dengki,hasud,pamer dan sifat-sifat buruk yang biasa merangkul hati.
Pada penghujung ayat ke dua ini Allah SWT mensifati diriNYA dgn RABBIL 'AALAMIIN yg biasa di terjemahkan dengan tuhan semesta alam.
Berbeda dgn kata ILAH yg hanya berarti tuhan, Kata RABB memiliki lebih dari satu arti.
Secara lengkap penghujung ayat tersebut dapat d ma'nai:
1- Tuhan semesta alam.
Ini memberi pengertian bahwa Allah adalah pencipta dan tujuan dari ketundukan dan ketaatan seluruh alam beserta semua penghuninya baik secara sukarela ataupun terpaksa.
Begitu pula kita sebagai manusia, ibadah yang di lakukan baik ibadah mahdlah ataupun ghoiru mahdlah, hanya Allah lah semata tujuannya, ini menghapus bibit-bibit syirik pada jiwa.
Seorang muslim adalah orang yang orientasinya hanya kepada Allah sdmata.
2- Pemelihara.
Berarti hanya Allah yang menjaga serta mengatur semesta alam.
Allah telah menciptakan keseimbangan dan ukuran segala sesuatunya tak ada perubahan.
Dengan begitu terjadilah suatu stabilitas sistem yang harmonis antara semua benda dan penghuni kolong langit, tak ada yang saling mendahului, apalagi keliru dan bertabrakan, semuanya teratur dan terpelihara!
Referensi:
QS: 6:1, 7:43, 10:10, 14:39, 20:130, 23:28, 50:39, 39:75, dll.

الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ
(3) "ARRAMAANIR RAHIIMI"
Artinya : "Yang maha pengasih lagi maha penyayang".

Ayat ke tiga dari surat Al-fatihah di atas jika di lihat sepintas seakan-akan merupakan pengulangan sifat Allah SWT yang ada pada ayat pertama, namun tidaklah demikian tentunya.
Pada ayat ini Allah SWT hendak menegaskan pernyataanNYA bahwa sesungguhnya DIAlah sang Arrahman dan Arrahim, yang maha pengasih dan maha penyayang.
Mau kemanapun arah manusia menghadap, bagaimanapun keadaan yang berlaku pada darinya dan apapun yang akan,sedang, ataupun sudah terjadi semuanya merupakan pengejewantahan dariNYA sang Arrahman-Arrahiim.
Kehendaknya adalah penerjemahan dari Arrahman dan ArrahimNYA. Tak ada yang sia-sia dari kehendakNYA, pun tak ada yang buruk dan jahat di timpakan pada manusia, tapi manusia sendirilah yang memutuskan apa yang menjadi pilihannya.
Kita akan senantiasa mendapat akibat baik dari perbuatan baik yang menjadi pilihannya, begitu pula sebaliknya keburukan,kejahatan,kesulitan, dan kesedihan yang menimpa adalah akibat yang setimpal dari perbuatan buruk yang di kehendaki dan di putuskan sendiri.
Kedua nama Arrahmaan dan Arrahiim yang merupakan dua nama dari nama-nama Allah SWT yang di kenal dengan Asmaa'ul husnaa, ini adalah nama yang paling banyak di sebutkan dalam Al-qur'an.
Bahkan dalam surat Al-fatihah ini kedua nama tersebut secara bergandengan di jadikan satu ayat tersendiri, hal ini menjadikannya lebih istimewa.
Dalam salah satu ayat yang insya Allah akan kita temui di depan Allah SWT memerintahkan: "SERULAH ALLAH ATAU MOHONLAH PADA ARRAHMAAN" oleh karena itu penting bagi kita di saat memohon pertolongan atau meminta kebaikan dariNYA.
Menghibalah atas namaNYA yang mulia yang tertulis pada ayat ke tiga ini "YA RAHMAAN YA RAHIIM".
Referensi:
QS: 17:110, 20:90, 21:112, dll

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
(4) "MAALIKI YAUMIDDIINI"
Artinya : "Yang menguasai hari pembalasan".

Di ayat ini yang jadi pertanyaan apa itu "yaumiddiin"?
Yaumiddiin adalah hari ketika manusia tak lagi berguna bagi orang lain, tak ada lagi tolong menolong, tak ada lagi kekeluargaan, tak ada lagi persahabatan, tak berguna lagi guru, pemimpin, pemuka, atau Mursyid yang di sanjung dan bisa di harap pertolongannya.
Di hari itu baik golongan, madzhab, organisasi, ataupun thoriqoh tak di perhitungkan lagi sama sekali.
Masing-masing manusia menyongsongs hari itu dan menghadap sang maha pencipta sendiri-sendiri sebagaimana merekapun di lahirkan sendiri-sendiri.
Itulah hari pengadilan Allah SWT, masing-masing dari kita akan mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Tak kan da seorangpun yang bisa membebankan perbuatan jahatnya kepada orang lain, begitu pula sebaliknya.
Pada hari yang dahsyat itu Allah SWT memutus segala perselisihan dan membalas perbuatan manusia, kebaikan di balas dgn kebaikan sebagaimana keburukan akan di balas dengan keadilanNYA.
Tak ada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Allah SWT, meskipun itu hanya sebanding dengan debu yang berterbangan.
Karena itu pulalah Yaumiddiin di namakan Yaumul qiyaamat, HARI PEMBALASAN...!!!
Referensi:
QS: 82:17-19, 37:20-21, 51:12-13, 2:48, 70:10-15, 6:164, dll.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
(5) "iyyaka na'budu wa iyyaka nas ta'iin".
Artinya : "Hanya pada engkaulah kami beribadah,dan hanya pada engkau pula kami memohon pertolongan".

ayat ke lima ini,memberi pesan kuat,bahkan sangat kuat bahwa setelah ia meyakini hanya allah tuhannya,hendaklah ia beribadah padanya.pengertiannya adal...ah seorang hamba haruslah mengorientasikan seluruh hidupnya,menyangkut perilaku,pekerjaan,persahabatan,hubungan sosial,ambisi,meraih kekuasaan dll hanyalah dalam rangka mewujudkan ketundukan dan kepatuhan terhadap allah semata.
Sebagaimana potongan ayat 5 bagian pertama yang berisikan pengakuan tulus penghambaan diri terhadap Allah SWT, potongan ayat 5 bagian akhirpun merupakan pengakuan tulus seorang hamba, bahwa hanya kepada Allah SWT lah ia memohon pertolongan, tak ada yang lain.
DIAlah pemberi bantuan di saat kekurangan, pelindung di saat ketakutan, pembuka jalan keluar di saat kesulitan. Pengakuan inilah yang harus jadi pedoman seorang hamba dalam meretas alur-alur kehidupan.
Ketika dalam shalat ia meneriakan dua pengakuan yang termuat pada ayat ke lima ini maka setelah selesai beribadah, maka ketika melakukan sesuatu, yaqinkan bahwa apa yang di lakukan merupakan perwujudan dari penghambaan dirinya terhadap Allah SWT, Semuanya akan senantiasa berjalan di atas petunjukNYA, kemudian ia juga meyakini bahwa hanya pertolongan Allah lah yang bisa menyampaikan kepada tujuan yang di maksud.
Referensi:
QS: 51:57, 7:55, 7-73, 11:84, 7:128, 12:18, dll

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
(6). "IHDINASH SHIRAATAL MUSTAQIIMA"
Artinya : "Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus".

Ayat di atas merupakan do'a yang senantiasa di panjatkan pada setiap shalat, setiap raka'at dan setiap hari. Namun, sebanyak di panjatkan, sebanyak di tunjukan, sebanyak itu pula di abaikan.
Kemudian yang jadi pertanyaannya adalah apakah shiratal mustaqim tu?
Dengan metodologi "attabyiin" kita akan menemukan penjelasannya dalam surat-surat yang lain.
Ada sekitar 33 ayat dalam Al-Qur'an yang memuat kalimat yang di maksud (shiraatal mustaqiim). Dari ke 33 ayat tadi yang menjadi ma'na pokok yang di maksud salah satunya terdapat dalam Al-Qur'an surat Az-zukhruf ayat 43-44 @"43.bergegang teguhlah kamu dengan apa yang telah di wahyukan kepadamu (al-qur'an). Maka Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.
44.dan sesungguhnya al-qur'an itu adalah peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan di minta pertanggung jawaban".
Ayat ini menjadi penjelas bagi kalimat shiraatal mustaqiim yang ada pada surat alfatihah ayat 6 pada permulaan tulisan ini.
Jadi,shiraatal mustaqiim itu adalah wahyu al-qur'an yang nabi sendiripun di perintah untuk berpegang teguh padanya (al-qur'an).
Ketika Allah SWT berfirman "ta'atilah Allah dan ta'atilah RasulNYA" dengan tanpa sungkan Rasulpun menegaskan "tak ada yang aku ikuti kecuali apa yang telah di wahyukan kepadaku".
Semakin jelaslah bahwa shiraatal mustaqiim adalah al-qur'an suci, yang memuat perintah beribadah pada Allah dan seluruh penjelasan agama Allah.
Referensi:
QS: 43:43-44, 46:9, 7:203, 10:15, 5:92, 6:161, 19:36, dll

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
((7. "SHIRAATHA AL-LADZIYNA AN'AAMTA 'AALAYHIM GHAYRI ALMAGHDHUWBI 'AALAYHIM WALAA ALDH-DHAAL-LIYNA"
Artinya : "(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat".

Ayat terakhir surat Al-faatihah di atas merupakan sambungan dari do'a pada ayat sebelumnya (ayat 6).
Orang-orang yang menapaki "shiraatal mustaqiim" adalah mereka yang mendapat ni'mat Allah SWT, hal ini memberikan pengertian bahwa pijakan terhadap shiraatal mustaqiim merupakan anugerah Allah terhadap seorang hamba yang di pilih dan di beri petunjuk olehNYA, ini adalah pilihan sepesial yang tidak semua orang mendapatkannya. Pada titik inilah petunjuk dan pilahan bernilai mahal melebihi apapun yang bisa di nilai.
Pilahan Allah tak berkaitan dengan keturunan maupun tingkat intelektualitas seseorang, ia adalah kasih sayang Allah SWT terhadap hamba yang di kehendakiNYA.
Banyak orang yang telah berhadapan dengan dengan petunjuk tetapi di abaikannya begitu saja, bahkan ada juga yang bertakabbur di depan kitab suci.
Lebih dalam lagi, ayat pamungkas ini memberi petunjuk bahwa manusia itu terbelah menjadi tiga kelompok yang berkaitan dengan pilihannya terhadap jalah hidup yang dia tempuh:
Pertama, orang-orang yang Allah memberikan anugerah kepada mereka berupa keta'atan terhadap Allah dan RasulNYA, dengan mengikuti petunjuk wahyu berupa kitab suci sebagai pijakan shiraatal mustaqiim jalan hidupnya.
Mereka yang mendapatkan anugerah itu di antaranya:
Para nabiyallah, keturunan adam, ibrahim, israil,orang-orang penumpang bahtera nuh, para shiddiqiin (orang-orang yang senantiasa dalam kebenaran), syuhada (orang-orang yang meninggal dalam sabilillah), para shalihiin (orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan).
Ada satu karakter yang sama dari keseluruhan orang-orang yang menjadi kelompok di atas, yaitu: apabila di bacakan kepada mereka ayat-ayat Allah SWT serta merta mereka jatuh tersungkur, bersujud, dan menangis penuh rendah hati. Merekalah orang-orang yang beriman sesungguhnya.
Gemetar hati mereka ketika ayat-ayat Allah SWT di sampaikan, dan kemudian bertambahlah keimanannya.
Jika kita menemukan orang-orang yang termasuk pada kelompok pertama ini, jadikanlah mereka teman, merekalas sebaik-baiknya teman.
Referensi:
QS: 4:69, 19:58, 8:2, dll.

Kedua, golongan orang-orang yg dibenci atau dimurkai Allah.
karakter orang2 yg termasuk golongan kedua,yg disebut alqur'an diantaranya :
(1). orang-orang yg kafir/ ingkar terhadap ayat-ayat Allah, baik seluruh maupun sebagiannya, org2 yang senang melakukan dosa, orang-orang yang melampaui batas. (QS 3:112, 2:85).
(2). pembunuh orang beriman,dengan sengaja dan tanpa haq (QS 4:93).
(3) Bani israel yang melanggar beribadah pada hari sabtu (QS 5:60).
(4) Orang-orang munafik dan musyrik (QS 48:6).
(5) Orang-orang yang kafir setelah beriman (QS 16:106).
(6) Orang yang bersumpah untuk menguatkan kebohongannya dalam upaya menghalangi manusia dr jalan Allah (QS 58:14).
(7) bani israel yang kafir terhadap ayat2 Allah dan membunuh para nabi Allah (QS 2:61,90).
(8) orang yang lari dari medan pertempuran, bukan untuk bersiasat (QS 8:16).
(9) Orang yang membantah Allah setelah menerima agama-NYA (QS 42:16).
(10) Orang yg melanggar janji (QS 20:86).
(11) Orang yang suka melampaui batas (QS 20:81).
Allah SWT menghendaki kita untuk tidak berteman akrab dengan kelompok kedua yg di benci-NYA sebagaimana yang disebutkan oleh-NYA pula dlm alqur'an,QS 60:13, 58:14.

Minggu, 21 Februari 2010

MUQADDIMAH


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM